Monday, August 6, 2012

it starts with...


Tanggal 1 Juni 2011 (beberapa minggu lalu J), sekitar jam 12 siang di rumah Nona J.

I’m officially unavailable.

I’m officially with Monki

How comes?

Yeah. Setelah ditolak sedemikian rupa, gue masih dekat sama Monki, walau aneh juga rasanya. Sebelum tanggal keramat diatas, gue masih fb an sama dia tapi nggak pakai kata-kata romantis.. Gue sih makin sering SMS dia walau dibalas ala kadar. Bener-bener gue berasa biasa aja. Gue sempat meragukan analisis Miss G kalau gue terserang sindrom jatuh tindja. Maybe kata Bang Rhoma gue ini cuma penasaran doang. Akhirnya gue lebih percaya yang terakhir.

Tapi kenapa gue masih berasa cemburu ya kalau dia adu komen sama cewek lain?

Pasti ada yang salah sama perasaan gue.                

Dan gue kebawa arus para ABG labil dengan menemukan diri kalau gue terserang virus G-A-L-A-U. dan itu tertuang jelas dalam status-status facebook gue. Dan sialnya dia baca. Dan sialnya dia menanggapi.

Setelahnya dia SMS dengan menekan gue, apakah gue yakin mau menyerah padahal dia masih membuka peluang, akhirnya kita sepakat rujakan di rumah Nona J. Nona J adalah temen SMP gue, dan sahabat mantan gue, parahnya dia juga dekat sama Monki

Hidup gue norak!



(Gue sempet dinasehatin Nona J akibat kedekatan gue sama Monki itu membuat mantan gue sebal. Gue ngasih pengertian ke Nona J kalau itu bukan sepenuhnya salah gue. Kita udah putus lama walau masih ngganjal. Dia sudah punya pacar, dan Monki sama gue cuma teman. Kenapa dia harus sebal akan hal itu?)



Akhirnya acara rujakan terancam gagal karena Nona J dan Monki mengundang mantan gue juga. Gue kesel sih tapi gak ada hak. Gue mending gak dapat kepastian dari Monki deh soalnya gue belom siap ketemu mantan. Eh, ganti Monki yang marah.

Yeah, daripada nambah musuh, gue tabahin perasaan gue. Gue siap mental kalau misalnya ada rencana tersembunyi dari mereka. Saat itu gue bener-bener judek.

Tapi pas acara, ternyata mantan gue nggak datang. Gue pengen nyium tanah penuh syukur :D Tapi tetep… gue belom siap ketemu yang satunya.

Tanggal 1 Juni 2011. Rujakan resmi bertiga. Ini bener-bener rujakan teraneh menurut gue.Sepi. Jadi gue memojokan diri sambil maen hape. Dia dan Nona J liat film di laptop.

Kadang gue nyuri-nyuri pandang. Menganalisis. Gue gak nemu kelebihan fisik apapun. Dia bukan tipe gue. Bahkan dia nggak mirip sama Mike Shinoda -____-“ Lalu, kenapa pas ketemu gue salting, berdebar-debar riang, galau, dan ada kembang api di dada gue?? (berasa Fireworks nya Mbak Katy Perry)

Entah inisiatif darimana, akhirnya kita maen kartu remi. Yang kalah dibedakin. Saat itu suasana jadi mencair. Tapi tetep ada benteng tak terlihat.

“Sebentar, gue kebelakang.”

Nona J berdiri sambil senyum-senyum iblis. Gue curiga tapi cuek. Karena gue nggak tahu musti gimana, gue maen mp3 di laptop saja.

“Matiin lagunya.”

Tiba-tiba dia nyuruh layaknya juragan dan gebleknya gue nurut. Akhirnya dia mulai nanya.

“Kalau kita jadian, lo mau gimana selanjutnya?” tanyanya.

Bengong dengan suksesnya. Anjrit. Gue belom siap Komandaaaaan :@

“Eh? Ehm.. yo biasa-biasa aja kayak biasanya. Tapi kita punya status jelas. Intinya kita resmi bersama tapi prakteknya biasa saja” jawab gue asal. Gue butuh konsultan deh untuk ngasih jawaban.Dia diam, senyum aneh yang bikin merinding. Lalu dia nyusul Nona J kebelakang. Alamak… apa pula maksud pertanyaannya tadi?

Yah sudahlah, walau tetep ditolak nggak sepatutnya gue merana. Gue cewek (akhirnya sadar) dan hello… kita adalah mahkluk yang dicari, bukan mencari. Jadi kalau gue nembak Monki, gue anggap kekhilafan yang NGGAK BAKAL gue ulangi lagi.



“aku bukan pengemis cintaaaaa…..” ( Well, tiba-tiba kepikiran lagunya Johny Iskandar)



Monki kembali, dan lantas mengajak ngobrol lebih serius lagi diluar (please deh, yang tadi itu udah uji nyali, eeeh lah kok tambah dibuat serem lagi???)

Dan dia mulai talk about us, especially about me.

Dimulai gue harus ngerubah penampilan dan ngurusin badan

Asli dari situ gue berasa dunia tiba-tiba hening. What?

Lalu bla..bla..bla..bla…. semua masuk lewat kuping kanan keluar lewat CO2. Gue nggak mau denger kata-katanya. Anggep ya, ya,ya..oke..oke.. yang jelas gue sebel.

 Lalu dia nerima gue. Lewat SMS.

Gue meringis dalem hati.

Gue sukses dapetin Monki , my happy ending.



Wait, happy end?

No comments:

Post a Comment