Pernah gak denger slentingan kalo
di tiap kost an pasti ada 'penunggu'nya? Gue sih udah denger kabar burung
(jaman sms kok masih pake burung) kalo kost gue dulu sebelum pindah yang
sekarang itu spooky banget. Tapi berhubung gue orangnya bebal ,kayaknya gue gak
peduli gitu. Tapi sering merinding juga. Ternyata kedinginan.
Emang pernah kok ngerasa merinding
doang. Tapi suatu malam gue baru menyadari kenyataan kalo kost gue gak cuma ada
manusia.Untung aja,gue gak liat (naudzubillah..) , tapi lewat penerawangan
temen kakak kost yg emang pinter liat gituan (Bukan liat gituan yang ada adegan
21 tahun keatas ya? CAMKAN ITU -___-“) Dia bisa ngeliat para penghuni ajaib
itu. Benar-benar keahlian hebat yang
tidak akan pernah mau gue miliki deh. Sampai kapanpun.
Ditambah malem itu sumpah angker
abis. Kronologisnya sih gue , Mbak Ria, Mbak Pewee lagi bergosip dan bercurhat
di kamar gue. Tiba-tiba Mbak Esti gruduk-gruduk masuk kamar dengan muka pucat
pasi dingin.
Mbak Pewee :
Ngapain Es?
Mbak Esti : Aku nggak mau balik kamar!*Mbak Esti + Mbak Pewee satu
kamar*
Mbak Pewee : Hah? Kenapa? Ada tikus tah? (Yah
namanya juga kost2 sederhana
tengah kota .
Apalagi yang eksis selain tikus?)
Mbak Esti :
Pokoknya hari ini nggak mau! Dek aku tidur sini! (menatap gue dengan
muka memelas tapi nada memerintah tak boleh
ditolak)
Gue : (Pasrah) Oke kakak…
Mbak Pewee : (diem bingung.tapi kemudian
dengan efek dramatis,telunjuknya diarahkan
ke atas) AHA! Kamu liat cak Sueb yaaaa??
Gue : (kaget) HA??ADA COWOK DI KAMAR?MANAH?
HAJAR
RAME2!GALON GUE SIAP.SAPA BAWA
PISAU?SAPAAA??
Mbak Ria : (yang
tumben sedari tadi nggak heboh kayak biasanya, memegang pundak gue menenangkan) Nggak usah
Dek, yang ini bukan manusia. Udah ah, kalian nggak usah nakut-nakutin gituuu~
Mbak Esti : Sumpah, tengkukku tadi ditiup-tiup. Hiiii/…
Gue :
Emang Cak Sueb sapa?? Kok pada takut?
Mbak Pewee : Penunggu kost disini
Gue :
Pak Ri , kan ? (yang
ini manusia asli. Kalo siang sukanya ngepel teras)
Mbak Pewee : bukan.yg ni nggak kasat mata. Hobinya nangkring diatas lemari.
Dan setelahnya cerita tentang
mahkluk lain ini bergulir lancar layaknya bola salju. Cak Sueb, adalah salah
satu hantu, jin atau apalah itu selain manusia yang menempati kost lama gue
yang berjenis kelamin laki-laki (menurut penglihatan temennya Mbak Esti punya
indera ke enam ketujuh kedelapan). Kalau iseng aja dia tiba-tiba bikin
keributan kayak ngelempar barang terutama panci kesayangan Mbak Pewee. Tidak
ada yang jelas bisa menggambarkan sosok ini, Cuma dia rambut gondrong gimbal
tinggi besar dan hitam ( penggambaran umum sih, Cuma gimbalnya itu yang jarang
denger. Maybe sudah kena pengaruh Rastafarian ya?) dan Hell, tubuh gigantic
gitu kok hobi nangkring diatas lemari?
Kata Mbak-mbak, Cak Sueb ini masih
bisa dibilang friendly lah. Ada
satu kamar deket tipi yang selalu kosong jarang ditempati (kalaupun ditempati,
nggak pernah bertahan lama) yang merupakan wilayah sesosok lain. Yang ini
cewek. Jarang amat sangat bahkan hampir tidak pernah menampakan diri. Sekalinya
menampakan diri selalu berada di atas langit-langit kamar tersebut atau
jalan-jalan di ruang kumpul dan tangga. Mbak Esti , Mbak Pewee, dan Mbak Ria
pernah tidur dikamar itu nemenin anak yang sebelumnya nempatin kamar itu
sebelum pindah entah kemana. Pengakuan mereka sama, selalu bangun tepat pukul
setengah satu malam dan merasa badan mereka seperti diikat di kasur serta sesak
nafas. Kata mereka seperti tindihan. Tapi tindihan kan bisa dijelasin secara medis dan bukan
fenomena gaib macam ditidurin hantu. Tapi yang nggak masuk akal kok yang
mengalami bisa mereka bertiga semua?
Bahkan kata temennya Mbak Esti yang
bisa ngeliat itu “Jangan sampe ganggu yang ini. Cak Sueb mungkin toleran sama
kalian. Tapi Mbak Kunti (nama yang disematkan kepadanya) nggak bisa”
Dan
Mbak Eri (penghuni kost kamar samping anak jurusan Tekhnik Elektro. Penyelamat
saat TV atau kipas anak2 rusak) katanya pernah menangkap bayangan sosok cewek
itu, dan gue lupa ceritanya gimana, tapi yang jelas itu cewek menampakan diri.
Di cermin atau di mana gitu. Ciri-cirinya sih umum ; rambut panjang dan pake
gaun. Kadang Mbak Esti juga mergokin lampu antik diruang kumpul2 itu bergoyang.
Bukan sejenis goyangan diterpa angin atau goyang Karawang (?) tapi goyangan
cepat seperti digerakan sesuatu.
Lalu
selanjutnya setelah cerita seram itu akhirnya kita sepakat ke kamar mandi
ditemenin secara bergantian.Mbak Esti akhirnya jadi tidur di kamar gue sedangkan Mbak Pewee
memutuskan untuk mengasah nyali tidur sendirian di kamarnya yang ada Cak Sueb.
Pertama sih gue bisa tidur tapi kemudian hampir tengah malam dan suasana sepi
gue tiba-tiba terbangun karena haus. Tiba-tiba di jendela pemisah antara kamar
gue dan kamar Mbak Pewee gue menangkap sosok berjalan. Oke, nggak jelas emang
soalnya itu jendela kacanya buram. Tapi gue nggak mau mikir macam-macam selain
pikiran kalo itu adalah sosok Mbak Pewee yang kebetulan terbangun karena haus juga
atau apapun itu. Gue memutuskan tidur lagi, dan entah kenapa, tidur gue nyenyak
-_____-“
Gue bukannya nggak percaya ya, gue
percaya aja kok kita ini tinggal nggak sendirian. Tapi karena gue ini sejatinya
penakut makanya gue nggak mau mikir ada ‘itu’ didekat kita. Bukannya
kenapa-kenapa, tapi nakutin kan
pas kita percaya kita sendirian tiba-tiba ada yang iseng nampakin diri? Anggap
aja kalau ada manusia tak dikenal (hidup, padat, berbentuk, bernafas) iseng
banget menampakan diri di tempat pribadi kita seperti kamar. Sensasi kagetnya
sama kan ?
Nah… apalagi kalo yang nampakin diri nggak jelas bentuknya.
Tapi satu hal yang gue simpan dari
kakak-kakak senior ini, gue kadang kalau sendirian sering mencium aroma
pandan+kenanga+melati. Itu adalah aroma khas pengantin Jawa. Well, tapi seperti
biasa, gue nggak mau berpikir aneh-aneh. Anggap saja memang ada kondangan di
manapun itu yang aromanya sampai nyasar ke tempat gue. That’s it.
No comments:
Post a Comment